Home Aparatur Harga Kopi Gayo Anjlok, Sukurdi: Pemerintah Harus Intervensi

Harga Kopi Gayo Anjlok, Sukurdi: Pemerintah Harus Intervensi

621
0
Sukurdi Iska, Ketua Komisi B DPRK Aceh Tengah

Takengon, tanohgayo.com-Sejumlah pihak mengikuti rapat di ruang kerja Bupati Aceh Tengah, Senin (13/4/2020). Pertemuan tersebut guna membahas permasalahan kopi Gayo yang mengalami penurunan harga yang drastis sejak penyebaran wabah covid-19.

Tampak dihadir, pengelola Sistem Resi Gudang (SRG), eksportir, pihak perbankan, anggota DPRK serta masyarakat petani kopi. Rapat juga dikuti Hendra Budian, anggota DPR Aceh, lewat video conference.

Sukurdi Iska Ketua komisi B, DPRK Aceh Tengah dalam kesempatan tersebut menyatakan semua negara saat ini yang aktif perdagangannya sedang dilanda kehancuran ekonomi. Hal tersebut berakibat pada perdagangan kopi.

Untuk itu pemerintah, sarannya, harus berani mengambil tindakan (membeli kopi)  agar perekonomian masyarakat tidak terpuruk. Jika mengandalkan koperasi, eksportir kopi akan ada batas kemampuannya. “Koperasi, pengusaha kan mereka memikirkan untung. Mereka bisa tampung tapi tidak bisa menjual,” kata Sukurdi.

Jika hanya mengandalkan SRG, ada keterbatasan, bahwa mereka tidak ada jaminan kopi dapat dijual dalam waktu dekat. “Siapa berani menjamin, 2-3 minggu ini Covid-19 reda. Kalau ada yang bisa, pasti mereka akan berani beli kopi kita,” katanya.

Sistem Resi Gudang, menurut Sukurdi, bisa dilakukan dalam waktu yang tidak lama. Kalau dalam masa pandemi covid-19, tidak dapat dibebankan pada satu resi gudang. Maka pemerintah harus melakukan intervensi.

Lain itu, Sukurdi minta kepada pihak bank, dalam melakukan pembiayaan pembelian kopi tidak hanya pada tingkat eksportir tapi harus memperhatikan petani kopi itu sendiri. “Harus ada aspek keadilan, jangan hanya membantu pembiayaan koperasi tapi harus sampai ke petaninya juga,” katanya.

Kepada Wakil ketua DPRA, Sukurdi berharap pihak provinsi bisa menjembatani kepada pemerintah pusat untuk dapat memuda pemindahan ibu kota negara yang diperkirakan menghabiskan anggaran Rp. 670 Trilyun. “Kita mengahadapi darurat ekonomi, lebih baik menangani dengan stimulus,” pungkasnya. (wyra)