Home Aparatur Segera Hadir, Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan di Aceh Tengah

Segera Hadir, Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan di Aceh Tengah

993
0
Foto: Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin didampingi Sekda Karimansyah bertemu dengan Kepala BPOM Aceh, Zulkifli dan jajaran, Kamis (27/10) malam di Takengon

Takengon– Upaya Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin untuk menghadirkan Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Kabupaten Aceh Tengah segera membuahkan hasil.

Hal tersebut ditandai dengan surat Kepala Badan POM Aceh tertanggal 24 Oktober 2017 yang meminta Pemkab Aceh Tengah menghibahkan tanah untuk kebutuhan Gedung dan Laboratorium BPOM di Takengon.

Menurut kepala BPOM Aceh, Zulkifli pembentukkan kantor di Takengon sebagai respon keseriusan pemerintah daerah dan juga berdasar analisis geografis perlunya satu unit kantor di wilayah tengah Aceh.

“Nanti akan ada tiga kantor BPOM di Aceh, kantor di Banda Aceh akan bernama BPOM wilayah I, di Aceh Tengah  BPOM Wilayah II dan BPOM wilayah III di Aceh Selatan,” ujar Zulkifli disela pertemuan dengan Nasaruddin, Kamis (27/10) malam di Takengon.

Realisasi operasional kantor sudah dianggarkan pada tahun 2018 mendatang dan tahun depan juga menurut Zulkifli pihaknya akan melatih tenaga kesehatan di daerah terkait pengawasan obat dan makanan khususnya untuk menindaklanjuti temuan, disamping mengawasi apotik, industri rumah tangga hingga warung penjual makanan.

“BPOM Aceh memiliki komitmen untuk melakukan pengawasan Obat dan Makanan di seluruh Aceh, kami selalu siap dan silahkan manfaatkan kami,” imbuhnya.

Nasaruddin merespon positif permintaan BPOM untuk menyediakan tanah yang akan ditindaklanjuti secara bertahap dan untuk operasional awal pihaknya akan memanfaatkan gedung yang sudah ada terlebih dahulu.

“Hadirnya BPOM di Aceh Tengah memang sangat kita harapkan untuk menghindari efek negatif karena begitu luasnya sebaran produk, terutama makanan dan minuman siap saji,” ujar Nasaruddin.

Awalnya, Nasaruddin hanya meminta ditempatkan petugas di Aceh Tengah, namun ternyata BPOM Aceh merespon lebih dengan langsung menempatkan satu unit kerja yang dibekali peralatan dan aparatur. Keberadaan BPOM ini nantinya diharapkan dapat mengantisipasi keamanan makanan dan obat khususnya di wilayah tengah Aceh. (MK)