Home Aparatur Pelaksanaan Belajar di Pesantren Sudah Diijinkan Tatap Muka, Syaratnya Patuhi Protokol Kesehatan

Pelaksanaan Belajar di Pesantren Sudah Diijinkan Tatap Muka, Syaratnya Patuhi Protokol Kesehatan

583
0

Takengon, tanohgayo.com – Pelaksanaan belajar dan mengajar di sekolah keagamaan atau pondok pesantren (dayah) sudah bisa memulai belajar tatap muka pada bulan Juli. Kegiatan pondok (dayah) harus mengikuti panduan dari surat keputusan bersama ( SKB) empat menteri tentang panduan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah, Drs. H. Amrun Saleh, MA dalam pertemuan dengan para pimpinan pondok pesantren se Kabupaten Aceh Tengah di Takenegon, Selasa (30/6/2020).

Penyelenggaran pendidikan madrasah pada dayah atau pesantren, tetap  mengikuti panduan yang tertera dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri  panduan pembelajaran pada masa Covid-19.

Siswa atau santri yang bisa masuk sekolah dan belajar dengan sistem tatap muka adalah jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menegah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA). Sementara untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) ke bawah belum bisa mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah meski berada di zona hijau.

“Sesuai SKB empat Menteri tersebut bahwa hanya daerah  zona hijau yang boleh menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, itupun dibatasi untuk jenjang Tsanawiyah dan Aliyah, artinya untuk kabupaten Aceh Tengah, pendidikan pesantren sudah bisa memulai belajar tatap muka pada bulan Juli ini, karena semua pesantren yang ada di daerah kita ada pada jenjang tsanawiyah dan aliyah dan daerah kita masuk zona hijau ” ujar lanjut Amrun.

Meski diijinkan untuk melakukan pembelajaran sistem tatap muka, pihak pesantren diminta tetap menerapkan protokol kesehatan bagi para santri maupun guru (ustadz dan ustadzah). Pesantren harus menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun, pengaturan jarak duduk dalam kelas, penggunaan masker  dan larangan orang dari luar, termasuk wali santri untuk memasuki komplek pesantren.

Rapat sosialisasi persiapan tatatan kenormalan baru bidang pendidikan dan keagamaan ini juga turut dihadiri Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdakab Aceh Tengah, Drs. Muslim mewakili Gugus Tugas Penanganan Covid dan diikuti oleh seluruh pimpinan pesantren dalam wilayah kabupaten Aceh Tengah.

Kepala Kantor Kementerian Agama berpesan agar semua pesantren yang ada di Kabupaten Aceh Tengah dapat berpedoman dan mematuhi ketentuan yang sudah diatur dalam SKB Empat Menteri tersebut dan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 untuk teknis pengaturan protokol kesehatan.

“Untuk kebaikan kita bersama, terutama untuk keselamatan anak-anak kita, kami mohon para pimpinan pesantren dapat mempedomani aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, dan dalam penyelenggaraan pendidikan dengan pembelajaran sistem tatap muka ini, kami harapkan dapat berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid Kabupaten, terutama dalam penerapan protokol kesehatan,” pungkas Amrun. (Wyra)