Takengon, tanohgayo.com– Persatuan Guru Republik Indonesia (PGR) diharapkan dapat menjadi wadah untuk menampung setiap aspirasi dan keluh kesah para guru, menginventarisir kebutuhan, mengidentifikasi hambatan hingga proyeksi berbagai kemungkinan dan peluang sehingga para guru yang tergabung dalam organisasi PGRI merasa bangga dengan jati dirinya sebagai insan pendidik, serta sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang siap mendedikasikan diri untuk mencetak generasi berkualitas, generasi yang memiliki ilmu, iman dan taqwa.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar dalam arahannya sesaat sebelum membuka Kegiatan Konferensi Kerja I Tahun 2021, Pengurus Daerah PGRI Aceh Tengah Masa Bakti XXII Tahun 2020-2025, di Jurusen Pegasing, Kamis (23/09/2021).
Dikatakan Bupati Shabela, peran penting PGRI sangat dibutuhkan untuk menjembatani kepentingan anggota, dimana pengurus harus membina komunikasi yang efektif dengan para guru, terutama bagi mereka yang bertugas di kawasan terpencil sehingga setiap anggota PGRI memiliki kesamaan persepsi, visi dan misi untuk mewujudkan pendidikan bermutu di Kabupaten Aceh Tengah.
Untuk itu, Bupati Shabela menyebut pelaksanaan Konferensi Kerja yang digagas PGRI di wilayah pemerintahannya, merupakan momentum untuk menegaskan kembali jati diri organisasi PGRI serta meneguhkan komitmen dalam menyusun program kerja organisasi yang menaungi ribuan guru di Kabupaten Aceh Tengah tersebut.
“Konferensi kerja hari ini merupakan momentum bagi segenap guru yang ada di Kabupaten Aceh Tengah untuk kembali menegaskan jati diri sebagai insan pendidik, sekaligus meneguhkan komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui berbagai pendekatan dan inovasi tanpa henti,” pungkas Shabela. (RL/AG)