Home Seputar Gayo Shabela Bersedia ‘Dimandikan’

Shabela Bersedia ‘Dimandikan’

580
0

Takengon, tanohgayo.com-Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dengan tegas menyatakan kesiapannya untuk “dimandikan”. Hal tersebut sering diutarakannya pada beberapa kesempatan, salah satunya saat pertemuan dengan Ketua Forum Reje Kecamatan se Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (22 Jan 2020).

Menurut Shabela, setiap tahun dia sudah mempersiapkan pertangungjawaban, apa yang sudah menjadi tugasnya sebagai reje (Bupati Aceh Tengah). Kesiapannya itu termasuk jika dilakukan dalam prosesi ‘munirin reje’ (memandikan raja) oleh Majelis Adat Gayo (MAG).

“Kenapa tidak dilaksanakan ritual adat memandikan Raja (Munirin Reje-red), saya siap untuk dimandikan dan mempertanggungjawabkan apa yang telah saya lakukan selama satu dua tahun berjalan,” kata Shabela Abubakar.

Prosesi adat tersebut diselenggarakan selama satu tahun sekali dan disaksikan langsung oleh masyarakat, sedangkan pelaksana kegiatan itu langsung dipimpin oleh Majelis Adat Gayo Kabupaten Aceh Tengah.

“Tujuannya, supaya masyarakat tahu apa yang telah kami lakukan selama setahun penuh, lain dengan pertanggung jawaban dihadapan DPRK Aceh Tengah. Tahun lalu kami sempat mempertanggungjawabkan kepada publik apa yang telah kami lakukan, itu dilaksanakan oleh RRI Takengon, tahun ini tidak ada lagi, entah apa kendalanya” papar Bupati  beberapa waktu yan lalu di Pendopo.

Sementara itu, Ketua Majelis Adat Gayo Aceh Tengah M. Jusin Saleh. MBA melalui Wakil Ketua Banta Cut Aspala mengatakan, permintaan pemangku Adat Aceh Tengah Shabela Abubakar sebelumnya telah dikaji dan dilanjutkan sebagai rekomendasi ke Pemerintah Daerah. Lanjutnya, hingga saat ini rekomendasi itu putus ditengah jalan.

“Kami sudah mengkaji, selanjutnya, jika ini permintaan mendesak akan diselenggarakan oleh Majelis Adat Gayo Aceh Tengah, kami pikir wajar Bupati Aceh Tengah menagih,” terang Aspala.

Tujuan diselenggarakan memandikan Raja (Munirin Reje-red) itu supaya Pemangku Adat Bupati Aceh Tengah dalam keadaan bersih, merakyat dalam menjalankan pemerintahan di tahun berikutnya. Lain itu, prosesi ritual tersebut, sekaligus dapat mempererat hubungan silaturahmi antara pimpinan dengan masyarakatnya.

“Selanjutnya akan kami diskusikan kemblai,” tutup Banta Cut Aspala, sembari menyebut, tidak terlambat jika masih dilaksanakan di Bulan Februari 2020 mendatang dengan catatan Bupati Shabela menyetujui anggaran yang diajukan oleh Majelis Adat Gayo Aceh Tengah. (WR)