Jakarta, tanohgayo.com– Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah, MT. melaporkan perkembangan investasi di Aceh kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, di Kantor BKPM di Jakarta, Kamis (18 Februari 2021).
“Saya laporkan semua investasi di Aceh yang sebenarnya hanya terkendala dengan Covid-19 saja. Karena yang lainnya tidak ada kendala, seperti Kondusifitas, keamanan, kepastian hukum di Aceh, Alhamdulillah berjalan baik,” kata Nova dalam pertemuan dengan Bahlil.
Nova menyebutkan, Blok Andaman III yang dikelola Repsol, perusahaan migas asal Spanyol dan Mubadala Petroleum seharusnya pada Februari tahun ini sudah mulai melakukan eksplorasi. “Namun mereka menunda. Memungkinkan penundaan dilakukan setahun,” kata Nova yang didampingi Ketua BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh, Rizky Syahputra.
Yang terbaru terkait investasi Uni Emirat Arab (UEA) yang awalnya merencanakan ke Pulau Banyak, Aceh Singkil. Namun, mereka terakhir beralih ke Sabang. “Karena di Pulau Banyak airborne, dermaganya belum ada, mereka berharap kita membangun infrastruktur dulu. Padahal alamnya sangat bagus,” kata Nova.
Untuk tahap awal, kata Nova, para investor UEA yang akan melakukan investasi di Sabang, akan mengeluarkan anggaran terlebih dulu sekitar setengah triliun yang dipergunakan untuk pembangunan resort.
Selain itu, Nova juga meminta bantuan terkait dengan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Aceh yang saat ini baru direalisasi PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan sudah mulai membangun pabrik pupuk.
Selanjutnya, ia melaporkan terkait pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Nagan Raya dengan kapasitas 10 Mega Watt. Namun, sudah berjalan 5 Mega Watt. “Kalau untuk PLTA Peusangan 1 dan 2 yang berdaya 88 Megawatt sudah saya tinjau baru-baru ini ke lokasi, ada kendala kontruksi di bawah tanah, tapi mereka janji akhir 2022 akan selesai,” kata Gubernur.
Namun, ia juga memohon bantuan terkait pengembangan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Seulawah, Aceh Besar dengan proyeksi 80 Mega Watt, di bawah pengelolaan PT Pertamina Geothermal Energy.
“Dulunya mereka berjanji dalam 2 tahun sudah mulai melakukan pengerjaan, tapi ini sudah lebih dari tiga tahun belum adanya pengerjaan,” kata Nova.
Ia juga berterima kasih kepada BKPM, karena pengelolaan minyak dan gas Blok B di Lhokseumawe sudah dibil alih oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyambut baik dengan kedatangan Gubernur Aceh, dan menyampaikan laporan terkait dengan investasi yang ada di Aceh. “Jika ada yang terkendala, pihak kita akan mencoba membantu penyelesaiannya,” ujar Bahlil. (SP/WR)