Banda Aceh | Tim beregu catur Pra Pora dari Kabupaten Aceh Tengah membuat geger” ajang” pertarungan memperebutkan tiket menuju Pekan Olah Raga Aceh (PORA) 2018. Tim beregu Aceh Tengah tidak mampu dikalahkan oleh lawan yang ikut bertanding.
Sejak babak awal, tim catur Aceh Tengah yang terdiri dari MN Irwandi, Surya Bakti, Firanda Ginsang, Marzuki Tarigan dan Bahtiar Gayo, senantiasa memimpin diatas. Bahkan Banda Aceh yang bertabur bintang catur master Fide, belum mampu mengalahkan Aceh Tengah dalam perolehan point.
Turnamen catur Pra Pora yang berlangsung, 15 sampai dengan 21 Oktober 2017 di gedung PWI Aceh, Simpang Lima Banda Aceh, pecatur dari Gayo Lut menunjukan kemampuanya dalam mengolah petak 64, mengangkat kuda dan gajah.
Ketangguhan pemain asah otak ini, membuat lawan yang akan berhadapan dengan Aceh Tengah, sudah “nyaris” kalah sebelum bertanding. Muncul anekdot dari peserta, ternyata tendangan kuda Gayo itu sadis dan bahaya.
Apalagi tim yang dikoordiner Bahtiar Gayo dan Edi Kurniawan ini menunjukkan sikap tegas. Walau sudah mengantongi tiket untuk PORA 2018, namun tetap bermaian fair, menunjukkan kemampuan. Semua lawan diatas meja tetap dihadapi dengan serius dan tidak ada istilah main mata.
“Kami bermaian serius, siapapun lawan akan dihadapi dengan serius, walau tiket PORA sudah diraih. Target kami emas dalam seleksi Pra Pora ini,” sebut Edi Kurniawan, pemimpin kontingen Aceh Tengah.
Dibawah Aceh Tengah, tim yang bertabur bintang fide (Banda Aceh) menduduki peringkat kedua. Sementara tim lainya harus bertarung mati matian untuk mendapatkan lima tiket lagi guna mendampingi Aceh Besar (by- tuan rumah), Aceh Tengah dan Banda Aceh.
Kekompakan tim yang dibangun Bahtiar Gayo, dengan senasip sepenanggugan, membuahkan hasil. Selain membuat tim ini solid, juga merupakan tim yang paling tangguh tak terkalahkan. Aceh Tengah hanya bermain draw dengan Banda Aceh dan Tamiang, di saat posisinya sudah aman dan lolos ke Pora.[]