Home Aceh Tengah Pameran Bonsai di Aceh Tengah Diharap Jadi Event Tahunan

Pameran Bonsai di Aceh Tengah Diharap Jadi Event Tahunan

1842
0
Shabela Abubakar menerima satu pot bonsai dari Ketua umum Gayo Bonsai Community (Gaboc) Aceh Tengah di Lapangan Setdakab Aceh Tengah, Sabtu (25 Desember 2021). (foto: Wyra)

Takengon, tanohgayo.com-Gayo Bonsai Community (Gaboc) Aceh Tengah pamerkan 450 pot bonsai dengan beraneka ragam jenis pohon mengusung tema “Kreativitas Seni Bonsai menuju Pesona Wisata Tanoh Gayo”, di Lapangan Setdakab Aceh Tengah, Sabtu (25 Desember 2021).

Ratusan bonsai yang pamerkan hingga 27 Desember 2021 itu, juga mengikut sertakan bonsai dari komunitas Rubi Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Utara,  Lhokseumawe, Aceh Besar serta pecinta bonsai lainya ikut terlibat.

“Target kita hanya 400 tapi in melebihi target,” kata Ketua umum Gayo Bonsai Community (Gaboc) yang bernaung di bawah Rumah Bonsai (Rubi) pusat.

Sebelumnya, pameran serupa pernah dilaksanakan di tahun 2020 di Taman Inen Mayak Teri Takengon. “Kita jadwal tahun depan akan digelar dalam bentuk kontes, tentu kita harap dukungan dari pemerintah daerah, dalam hal ini Bupati Aceh Tengah dan dinas terkait,” ungkap Ketum Gaboc mengharap dukungan semua pihak.

Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar saat pembukaan pameran menyatakan dukungan dan menyambut baik kegiatan tersebut serta berharap dapat dilakukan secara nasional, minimal Aceh dan Sumatrera Utara.

Ungkap Shabela, mertuanya dulu merupakan penggemar dan pecinta bonsai, yang kini bonsainya ada di Jakarta, Banda Aceh, dan di Medan, Sumatera Utara. “Mertua kami kadang sampai jam tiga pagi mengurus bonsai karena polanya harus hati-hati dan bersabar,” kata Shabela.

“Lakukan event nasional, undang kawan-kawan bonsai dari luar Aceh. Minimal tingkat Sumatera-Aceh, jika ada penggemar yang ingin memiliki bonsai yang dipamerkan, komersilkan saja, tidak usah malu,” tanda Bupati Shabela kepada pegiat bonsai yang hadir.

Diakhir sambutannya, Shabela berpesan agar nama Gayo Bonsai Community (Gaboc) singkatannya dirubah, karena Gaboc (Gayo: sibuk/repot) tidak relevan dengan cara merawat bonsai yang butuh keahlian, kesabaran, ketelitian. (wyra)