Home Aparatur Kisah Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar,Tukang Berkelahi, Pulang tak Berbaju

Kisah Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar,Tukang Berkelahi, Pulang tak Berbaju

3348
0

Resensi Buku oleh: Fikar W.Eda/Jakarta

Shabela Abubakar adalah sosok lelaki yang sering berkelahi, berjiwa preman tapi juga penyayang. Ia sering pulang ke rumah tanpa baju. Itu lantaran bajunya sobek, atau ada bekas lumpur setelah berkelahi, atau baju ia berikan kepada orang yang membutuhkan.

Itulah sisi lain dari kisah seorang Shabela Abubakar, yang kini menjabat Bupati Aceh Tengah. Ia terpilih  dalam Pilkada 2017 lalu, berpasangan dengan Firdaus SKM, sebagai wakil bupati.

Kisah pulang tak berbaju itu, disajikan dalam buku  berkulit merah, berjudul “Pulang tak Berbaju,” ditulis Wen Yusri Rahman, diterbitkan Mahara Publishing 2019.  Wen Yusri Rahman akrab dipanggil Wyra,  jurnalis di Aceh Tengah. Editor buku, juga seorang jurnalis, Bachtiar Gayo dan pengantar ditulis Salman Yoga.S, akademisi dan budayawan Gayo.

Buku itu berisi cerita tentang sosok Shabela Abubakar, sejak masa kecil, sampai ia menjadi bupati dan kehidupan sehari-harinya, baik bersama keluarga, teman dan masyarakat.

Episode Pulang tak Berbaju tertera pada halaman 94. Adalah sang ibu, Hj. Syariah yang menceritakan prihal kebiasaan anaknya itu. Acap berkelahi. Kalau ada perkelahian anak muda di kota itu, maka salah satunya pasti Shabela. Tapi ia juga sosok penyayang, terutama kepada orang-orang kurang mampu.

Pernah suatu ketika, sang ibu bertanya kemana bajunya, saat mendapati pulang tak berbaju. “Kusi nge bajumu (kemana bajumu)?” Tanya ibunya. “Nge ku osan ku jema, sayang gere ara bajue,” jawab Shabela. Artinya “telah kuberikan ke orang, sayang dia tak ada baju.”

Rasa penyayang kepada sesama itu, menurut cerita sang ibu, karena kehidupan Shabela yang sulit di waktu muda.  Ia adalah anak yatim. Ayahnya meninggal dunia ketika Shabela masih kecil. Sampai sekarang pun, Shabela dikenal sosok yang bermurah hati kepada kaum kurang mampu. Bahkan ia membiarkan seorang warga kota Takengon, dipanggil Frengky, mengalami keterbelakangan mental, keluar masuk pendopo bupati.  “Dia kan nggak mengganggu. Biarkan dia bertemu pemimpinnya. Setelah diberi makan, kopi dan rokok, dia pasti pulang,” kata Shabela tentang sosok Frengky (halaman: 92).

Shabela adalah anak ke enam dari tujuh bersaudara. Ayahnya, Abubakar Bintang dan ibu Syariah. Dikaruniai tujuh anak, yaitu: Anisah, Siti Suasah, Qalbu Salim, Ihsan Nova, Tagore AB, Shabela, dan Genali. Dari keluarga ini, Shabela Abubakar dan Tagore Abubakar ditakdirkan menjadi bupati. Tagore Abubakar jadi Bupati Bener Meriah periode 2007-2012.

Buku setebal 208 halaman ini juga memuat panjang lebar butir-butir visi misi saat menjadi calon bupati-wakil bupati, serta kisah sukses selama satu tahun kepemimpinannya, juga pidato perdana dalam pelantikan bupati dan wakil bupati dalam Sidang Istimewa DPRK Aceh Tengah.

“Bupati dan wakil bupati  bukanlah raja, bukan pula sekedar administrator bagi rakyat. Kami bukan sekedar penyedia jasa bagi warga yang jadi konsumen, namun kami bertekad untuk bisa  melakukan lebih dari itu. Kami ingin bisa bekerja bersama, berkolaborasi dengan warga sebagai perancang dan pelaku pembangunan,” papar Shabela dalam sidang tersebut (halaman: 5).

Buku ini juga dilengkapi beberapa foto hitam putih saat upacara “munik ni reje” bersama Wakil Bupati Firdaus, SKM saat awal pasangan ini memimpin kabupaten penghasil kopi arabika itu.(*)